Untuk mengolah briket arang kelapa yang berkualitas dan berbentuk biasa biasanya digunakan mesin briket arang tempurung kelapa komersial. Dalam memproduksi briket arang kelapa, kita tidak boleh hanya memperhatikan cara penggunaan yang benar mesin pembuat briket arang namun juga memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi produksi briket arang kelapa. Hanya dengan menangani pencampuran bahan pengikat bubuk arang, kelembapan bubuk arang, keseragaman produksi, dan faktor lainnya, kami dapat menghasilkan briket arang berkualitas tinggi.

Apa itu mesin briket arang kelapa?

Mesin briket arang kelapa disebut juga mesin ekstruder briket arang tempurung kelapa, yang terutama digunakan untuk mengekstrusi bubuk arang tempurung kelapa menjadi berbagai bentuk briket arang. Biasanya kami menggunakan mesin briket arang tempurung kelapa untuk mengolah arang hookah berbentuk balok dan arang barbekyu heksagonal.

Tentu saja, kita juga dapat menggunakan cetakan yang berbeda untuk menghasilkan briket dengan berbagai bentuk. Bahan bakunya cocok untuk mesin ekstruder arang biasanya bermacam-macam bubuk arang dan bubuk batu bara, seperti bubuk arang sekam padi, bubuk arang bambu, dll.

Perawatan mesin briket arang tempurung kelapa yang sedang digunakan

Saat menggunakan mesin briket arang tempurung kelapa, perhatikan perawatannya. Hal ini karena perawatan yang wajar tidak hanya dapat mengurangi kegagalan mesin tetapi juga memperpanjang umur mesin dan menjamin produksi briket arang kelapa secara berkelanjutan.

Oleh karena itu, bagi sebagian besar produsen briket arang, perawatan yang tepat harus dilakukan sebelum mesin ekstruder briket dihidupkan, selama pengoperasian, dan setelah digunakan. Item perawatan utama mesin briket arang kelapa adalah sebagai berikut:

  1. Sebelum menggunakan ekstruder briket arang, periksa apakah bagian yang berputar fleksibel dan apakah ada suara yang tidak normal. Setelah mesin kosong berjalan selama 2 hingga 3 menit tanpa kelainan, mesin dapat dimasukkan ke dalam produksi.
  2.  Bahan mentah harus diolah terlebih dahulu, dan ukuran partikel maksimum bubuk karbon harus kurang dari 3 mm. Kemudian tambahkan air, bahan pengikat, bahan pengawet, dll hingga seluruhnya. Bubuk arang tempurung kelapa dapat digunakan setelah diaduk selama 24 jam.
  3. Jika lubang pengumpanan mesin terhalang, gunakan potongan kayu atau bambu untuk pengerukan, dan jangan pernah menggunakan batang logam.
  4. Bantalan bagian mesin yang berputar harus dilumasi secara teratur. Suhu bagian bantalan mesin Briket tidak boleh melebihi 60℃.
  5. Itu mesin briket arang kelapa berhenti makan sebelum berhenti bekerja. Hentikan mesin setelah material di dalam silinder terjepit. Kemudian bongkar kepala, bersihkan dan pasang kembali untuk penggunaan selanjutnya.
  6. Untuk mencegah motor mesin pembuat briket arang mengalami kelebihan beban, sebaiknya pengguna memasang pengukur arus dan tegangan sehingga pengguna dapat mengatur jumlah pengumpanan sesuai dengan data pengukur arus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi briket arang kelapa

1. Faktor pengikat

Pada saat alat produksi briket arang kelapa berfungsi, kualitas bahan pengikat akan berpengaruh langsung terhadap kekerasan dan kepadatan briket yang diolah, serta biaya produksi pengguna. Oleh karena itu, dalam menggunakan peralatan produksi briket arang kelapa perlu dilakukan pemilihan bahan pengikat yang sesuai dengan karakteristik bahan dan kualitas briket yang diolah. Hanya dengan cara inilah briket arang kelapa yang dihasilkan dapat terjamin kualitasnya.

2. Faktor ukuran partikel serbuk arang

Faktor ukuran partikel bubuk karbon mencakup dua konsep: ukuran partikel dan kekerasan bubuk karbon. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor kunci yang mempengaruhi pengaruh produksi dan efisiensi kerja peralatan produksi briket arang tempurung kelapa.

Oleh karena itu, sebelum serbuk arang masuk ke peralatan produksi batang batubara harus diukur terlebih dahulu ukuran partikelnya. Jika ukuran partikel terlalu besar, gunakan peralatan penghancur untuk menghancurkan halus. Setelah ukuran partikel bubuk karbon memenuhi persyaratan, maka dapat ditambahkan ke peralatan produksi untuk produksi.

3. Faktor kelembaban bubuk karbon

Pada saat mesin briket arang kelapa bekerja, jika kelembaban bahan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menimbulkan masalah daya rekat bahan atau kesulitan dalam pembuatan briket. Oleh karena itu, bahan perlu dipastikan memiliki kelembapan yang cukup, tidak terlalu kering atau terlalu basah.

Jika bahan terlalu kering, tambahkan air dan aduk untuk meningkatkan kelembapan bahan. Bila bahan terlalu basah, peralatan pengering dapat digunakan untuk perawatan pengeringan. Hanya jika kelembapan bahan bakunya masuk akal, produksi briket arang dapat menghemat waktu dan tenaga serta meningkatkan efisiensi pemrosesan.